pura-danau baratan

pura-danau baratan
pura

Rabu, 26 Januari 2011

Hidup Tidak Hanya Sekedar Mencari Nafkah

Berbicara tentang kehidupan manusia merupakan sumber cerita yang tak pernah habis-habisnya. Ia dapat menjadi sumber inspirasi yang sangat menarik. Kehidupan manusia dapat dikisahkan mulai ia dilahirkan, ketika remaja, sesudah dewasa, bahkan ketika ia sudah mencapai kesuksesan atau sebaliknya ketika ia mendapat kegagalan.

Manusia dikatakan mahluk yang paling berpahala, karena diantara semua mahluk, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah, yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah ke dalam perbuatan baik segala perbuatan yang buruk itu, demikianlah gunanya (pahalanya) menjadi manusia (Sarasamuscaya 2).

Walaupun demikian, di dunia ini kita menemukan beraneka ragam sifat manusia. Ada yang merasa bersyukur, karena telah memperoleh kehidupan yang baik. Ada pula yang selalu mengumpat, karena mereka berada dalam kemiskinan dan kepapaan. Kehidupannya sangat terbatas, mau ini tidak bisa, mau itu juga tidak mampu. Kadang-kadang timbul irihati, kenapa si A bisa dalam kondisi yang bahagia, sedangkan si B tidak. Pada hal mereka semuanya adalah mahluk Tuhan yang sama, dilahirkan di dalam kehampaan, dan telanjang bulat. Kondisi manusia yang bermacam itu sering menimbulkan kejadian yang aneh-aneh. Yang tidak tahan menderita lalu lari ke minuman keras (miras), narkoba (narkotika dan obat-obat terlarang), bunuh diri dan sebagainya.

Jika manusia itu sadar, sebenarnya mereka tidak perlu demikian, tidak perlu bersedih hati. Sebab, sekalipun hidupmu tidak makmur, dilahirkan menjadi manusia itu, hendaklah menjadikan kamu berbesar hati, sebab amat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, meskipun kelahiran hina sekalipun (Sarasamuscaya 3).

Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama, sebab demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik, demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia (Sarasamuscaya 4).

Setelah seseorang itu mencapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup (terpenuhi artha, kama dan didasarkan dengan dharma), lalu seseorang akan berpaling pada tujuan hidup yang tertinggi. Hidup ini memang bukan hanya sekedar untuk mencari nafkah, tetapi untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.

Untuk mencapai kehidupan yang kekal abadi ini, ajaran agama Hindu mempedomani kita melalui Weda Smrti Bab XII. 83, sebagai berikut :

Wedabhyasastapo jnanam
Indriyanam ca samyamah
Ahimsa guru sewa ca
Nicre yasakaram param

Artinya : Mempelajari Weda, melakukan tapa, mencari pengetahuan yang benar, menundukkan panca indra, tidak melukai mahluk dan melayani guru adalah cara yang terbaik untuk mencapai rahmat yang tertinggi.

Dari sumber Bhagavadgita XIII. 8 dapat dikaji sebagai berikut :

Indriyarthesu vairagyam
Anahankara eva ca
Janma – mrtyu – jara – vyadhi
Dukha – dosanudarsanam

Artinya : Ketidakinginan akan keduniawian, lenyapnya keakuan dan pemahaman akan keburukan kelahiran, kematian, usia tua, sakit dan kesengsaraan.

Selain itu dalam Bhagavadgita XIII. 9 dikatakan sebagai berikut :

Asaktir anabhisvangah
Putra dara grhadisu
Nityam ca sama – cittatvam
Istanistopapattisu

Artinya : Ketidakterikatan, bebas dari ketergantungan pada anak, istri, rumah tangga dan sebagainya, selalu sama dalam menghadapi peristiwa yang menyenangkan atau tak menyenangkan.

Dari kedua sloka Bhagavadgita ini (XIII. 8 dan XIII. 9) dapat lebih memperluas pandangan kita tentang pencapaian kehidupan yang kekal dan abadi, seperti yang sudah dijelaskan pada sloka Weda Smrti Bab XII-83.

Satu manfaat yang perlu ditambahkan lagi dalam upaya mempelajari dan menghayati Weda secara benar adalah dengan menyadari isi Wedasmrti Bab XII. 102, sebagai berikut :

Weda castrartha tatwajno
Yatra tatracrame wasam
Ihaiwa loke tisthansa
Brahma bhuyaja kalpate

Artinya : Dalam tingkat apapun manusia yang mengetahui arti yang benar tentang ilmu Weda boleh tetap bahkan ia walaupun semasih terikat dalam dunia ini, layak bersatu dengan Brahman.

Penjelasan :
Dalam tingkat apapun juga manusia itu adanya (yatra tatra acrama wasam) artinya tidak dipersoalkan status asramanya, apakah Brahmacari, Grhasta, Wanaprasta, Sanjasa, bila ia mengetahui benar-benar ajaran serta arti hakekat dari Weda, ia bisa dan dapat mencapai Brahman (bersatu dengan Brahman).

Dari uraian di atas jelas sekali bahwa kita hidup di dunia ini bukan hanya sekadar mencari nafkah, mengumpulkan harta kekayaan, memenuhi hawa nafsu dan lain-lain, tetapi mempunyai tujuan yang tertinggi yaitu melepaskan diri dari samsara (lahir dan mati) berulang kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar